Fakta Menarik Serangga Lentera: Si Cantik dari Hutan Tropis

Halo Sobat Guru Pedalaman,
Apa kabarnya hari ini? Semoga selalu sehat dan penuh semangat ya. Kali ini aku ingin berbagi lagi pengalaman unik selama bertugas di pedalaman Katingan, Kalimantan Tengah. Seperti biasa, selain mengajar dan beraktivitas bersama warga, aku juga sering bertemu dengan berbagai hewan dan serangga yang jarang sekali ditemui di kota.

Serangga lentera

Nah, salah satunya adalah serangga dengan bentuk kepala yang sangat unik. Karena bentuk kepalanya memanjang dan mirip lentera, aku dulu menamainya serangga lentera. Setelah mencari-cari referensi, ternyata namanya memang tak jauh berbeda, yaitu Pyrops intricatus, salah satu anggota keluarga Fulgoridae.

Fakta Menarik tentang Serangga Lentera

Meskipun disebut serangga lentera, jangan bayangkan serangga ini bisa bercahaya seperti kunang-kunang ya. Sebenarnya, nama "lantern bug" atau "serangga lentera" lebih karena bentuk kepalanya yang memanjang seperti lampion kecil, bukan karena ia memancarkan cahaya.

Beberapa fakta menarik tentang serangga ini antara lain:

  • Habitat alami: Serangga lentera umumnya ditemukan di hutan tropis Asia Tenggara, termasuk Kalimantan.

  • Pola warna indah: Tubuhnya berwarna cerah dengan corak bintik-bintik yang khas. Pola warna ini berfungsi sebagai kamuflase sekaligus peringatan bagi predator.

  • Penghisap getah: Serangga ini hidup dengan cara mengisap getah dari batang pohon. Jadi kalau kalian menemukan mereka menempel di batang, biasanya sedang "makan siang".

  • Jarang terlihat: Walaupun bukan hewan langka, keberadaannya tidak mudah ditemukan karena cenderung tenang dan berdiam di pepohonan.

Perjumpaanku dengan Serangga Lentera

Selama bertugas di pedalaman, aku baru dua kali bertemu langsung dengan serangga unik ini. Pertemuan pertama masih samar-samar dalam ingatan, tapi pertemuan kedua inilah yang berhasil aku abadikan dalam foto yang kalian lihat di artikel ini.

Waktu itu aku sedang berangkat memancing sambil membawa ponsel. Niat awalnya, aku ingin merekam beberapa aktivitas memancing untuk diunggah ke YouTube dan TikTok. Eh, ternyata malah berjumpa lagi dengan serangga lentera yang menempel tenang di batang pohon. Rasanya senang sekali bisa mengabadikan momen langka itu.

Itulah sedikit cerita tentang pertemuanku dengan serangga lentera di pedalaman Kalimantan. Hal-hal kecil seperti ini selalu membuatku merasa kagum sekaligus bersyukur, karena alam di sini masih menyimpan begitu banyak misteri dan keindahan.

Sampai jumpa di cerita selanjutnya, Sobat Guru Pedalaman. Semoga pengalaman kecil ini bisa menambah rasa cinta kita pada alam dan membuat hari kalian sedikit lebih hangat. 🌿✨

Keindahan Bulbophyllum refractilingue, Anggrek Khas Borneo

www.mjumani.net - Salah satu aktivitas yang sering aku lakukan di pedalaman Kalimantan Tengah adalah berjalan ke hutan atau mendaki bukit-bukit di sekitar tempat tugasku. Dari awal kedatanganku, aku memang sudah tertarik untuk mengeksplorasi keberagaman anggrek alam yang ada di sini. Tidak sedikit jenis anggrek yang pernah kutemui. Bahkan, di tahun-tahun awal aku sempat mencatat ada sekitar 20–23 jenis berbeda yang berhasil kudata. Sayangnya, semua catatan itu hilang karena laptop dan hardisk tempat penyimpanan rusak.

Anggrek Borneo
Anggrek Kalimantan Bulbophyllum refractilingue

Seandainya waktu itu jaringan internet di sini sudah sebaik sekarang, mungkin data itu tidak akan sepenuhnya hilang. Sebab biasanya setiap kali menemukan hal-hal baru, termasuk jenis anggrek, aku suka membagikannya di media sosial sebagai dokumentasi sederhana.

Meski aku pecinta anggrek, aku tidak bisa disebut kolektor maniak. Bagiku, anggrek-anggrek ini lebih indah bila tetap tumbuh di habitat aslinya, asalkan tidak ada gangguan serius. Aku hanya ingin menyaksikan langsung keindahannya, dan kalau sempat, mengabadikannya lewat kamera.

kuncup bunga Bulbophyllum refractilingue

Namun ada kalanya aku tetap membawa pulang beberapa spesies, terutama bila aku tahu mereka tidak akan selamat jika dibiarkan begitu saja di habitat asalnya. Salah satunya adalah anggrek yang dulu menempel di batang pohon durian tua. Pohon itu mati tersambar petir, lalu ditebang untuk dijadikan papan dan balok. Kalau dibiarkan, tentu anggrek itu akan ikut musnah. Maka aku coba menyelamatkannya dan menanamnya di sekitar rumah dan lingkungan sekolah tempatku bertugas.

Anggrek Bulbophyllum refractilingue

Syukurlah, sampai sekarang masih ada beberapa yang bertahan. Bahkan salah satunya baru saja berbunga beberapa hari lalu — Bulbophyllum refractilingue J.J.Sm.

Bulbophyllum refractilingue: Anggrek Khas dari Borneo

Bulbophyllum refractilingue termasuk dalam seksi Beccariana dari genus Bulbophyllum. Spesies ini tercatat hidup di Pulau Kalimantan (Borneo), biasanya tumbuh pada kisaran ketinggian 100–400 meter di atas permukaan laut. Meski belum ada catatan resmi bahwa ia endemik eksklusif di satu wilayah kecil, keberadaannya tetap sangat bergantung pada habitat hutan alami Borneo.

Bunganya memiliki perpaduan unik, dengan pola titik-titik ungu yang indah dan bentuk khas yang membuat mata terasa segar saat memandangnya. Dalam kondisi baik, bunga ini bisa bertahan mekar selama beberapa hari hingga sekitar seminggu.

Kini, anggrek itu tumbuh menempel di pohon belakang pondok, tepat di dekat rumah dinasku. Ada rasa bahagia tersendiri melihatnya kembali berbunga, seolah menjadi pengingat kecil bahwa upaya sederhana pun bisa memberi ruang hidup bagi sesuatu yang indah.

Melihat kembali semua petualangan di hutan dan bukit sekitar pedalaman, aku makin yakin bahwa kekayaan alam seperti anggrek liar bukan hanya untuk dinikmati, tapi juga untuk dijaga. Setiap spesies yang muncul, setiap bunga yang mekar, adalah keajaiban kecil yang patut kita syukuri.

Kehilangan catatan lama memang menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya dokumentasi dan berbagi. Tapi di sisi lain, kehilangan itu juga membuatku belajar lebih menikmati momen langsung: melihat bentuk, warna, dan suasana alam di sekitar anggrek itu tumbuh.

Dan kini, dengan hadirnya Bulbophyllum refractilingue di halaman kecil tempat tinggalku, aku merasa diberi kesempatan untuk terus menyaksikan betapa luar biasanya detail-detail kecil yang ditawarkan alam. Semoga ke depan, keindahan anggrek-anggrek Kalimantan ini tetap lestari, bisa terus tumbuh, mekar, dan dinikmati oleh generasi setelah kita.

Rambusa: Buah Liar Kecil yang Penuh Rasa Nostalgia

www.mjumani.net - Kalau mendengar nama rambusa atau di Banjar sering juga disebut buah cemot rasanya langsung teringat pada masa kecil. Buah mungil berwarna oranye cerah ini memang kerap menjadi teman bermain anak-anak kampung, dipetik begitu saja di semak-semak atau pinggir kebun. Rasanya manis segar, walau kecil tapi selalu bikin penasaran untuk dipetik satu demi satu.

Buah liar

Tanaman rambusa sebenarnya tumbuh liar. Ia merambat dengan daun berbentuk jari, dan bunganya indah berwarna putih keunguan, mirip bunga markisa dalam ukuran mini. Meskipun kerap dianggap tanaman liar, ada banyak hal menarik dari rambusa. Buahnya mengandung vitamin dan antioksidan alami yang baik untuk tubuh. Dalam pengobatan tradisional, rambusa bahkan dipercaya bisa membantu menenangkan pikiran. Tapi yang paling penting, rambusa punya nilai lebih: ia adalah buah nostalgia.

Rambusa di Kebun Pedalaman

Kini, ketika aku bertugas di pedalaman Kalimantan, aku kembali sering bertemu dengan rambusa. Di sana aku punya kebun kecil agak jauh dari rumah, berisi berbagai tanaman buah lokal yang sebagian sudah jarang ditemui. Karena kesibukan, kebun itu tidak selalu terurus. Setiap beberapa bulan, rumput liar tumbuh subur, dan di antaranya, rambusa ikut bermunculan.

Manfaat buah rambusa

Sebelum aku membersihkan kebun, biasanya aku memanen dulu rambusa yang sudah ranum. Sebab kalau langsung ditebas, tanaman kecil ini ikut hilang. Untungnya, rambusa tidak mudah menyerah beberapa waktu kemudian ia akan tumbuh lagi, seakan tak pernah bosan berbagi buah mungilnya.

Manisnya Nostalgia

Setiap kali memetik rambusa, aku selalu merasa seperti kembali ke masa kecil. Dulu, bersama teman-teman, kami berlari ke kebun atau pinggir hutan, mencari buah ini sambil bercanda. Ada kesederhanaan yang tak tergantikan dari momen itu—sebuah kebahagiaan kecil yang justru terasa sangat berharga.

Kini, di sela kesibukan mengajar dan beraktivitas di pedalaman, rambusa seolah mengingatkanku untuk kembali menikmati hal-hal sederhana. Buah mungil ini bukan sekadar cemilan manis, melainkan juga jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan hari ini.

Hutan Katingan dan Pohon dengan Ratusan Bunga Jingga

Selama bertugas sebagai guru di pedalaman Katingan, aku memang sering keluar masuk hutan untuk berbagai keperluan. Kadang sekadar mencari buah liar, memancing, berkemah, atau hanya ingin menikmati suasana hutan yang tenang. Dari semua pengalaman itu, beberapa cukup berkesan misalnya  satu momen ketika aku menemukan sebuah pohon yang batangnya dipenuhi bunga berwarna jingga menyala.

Pohon berbunga jingga

Aku tidak yakin jenis tanaman ini, dan selama lebih dari sepuluh tahun aku tinggal, ini pertama kalinya aku menemukan pohon dengan bunga yang begitu semarak keluar hampir menutupi seluruh batang. Mungkin aku pernah bertemu pohon ini sebelumnya tetapi ketika tidak musim berbunga seperti saat ini, pohon ini mungkin tidak akan menarik banyak perhatianku.

Bunga-bunga itu tidak tumbuh di ujung ranting sebagaimana kebanyakan pohon, melainkan langsung menempel pada batang. Fenomena ini dalam dunia botani dikenal dengan istilah cauliflory, yaitu ketika bunga atau buah muncul dari batang utama, bukan dari dahan kecil. Contoh tanaman yang memiliki sifat ini antara lain pohon kakao, jengkol, dan durian. Tapi, melihat langsung pohon di tengah hutan dengan ratusan bunga berwarna terang yang menghiasi batangnya, sungguh memberi sensasi berbeda.

Saat itu, aku melihat beberapa batang pohon di sekitarnya juga tengah berbunga lebat. Sebagian lainnya bunganya sudah berguguran, membentuk hamparan warna jingga di tanah yang lembap. Aku pun segera mengabadikan momen itu dengan kamera ponsel, mengambil foto sekaligus merekam video pendeknya.

Tak kusangka, ketika video itu kuunggah ke akun TikTok, banyak orang yang terpukau dengan keindahan bunga tersebut. Puluhan ribu orang menontonnya, memberi komentar kagum, seakan ikut merasakan kejutan kecil yang aku alami di pedalaman.

🌿 Penutup:
Hidup di pedalaman memang penuh cerita yang tak terduga. Kadang, hal sederhana seperti bertemu dengan pohon berbunga di batangnya bisa menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Di balik sunyinya hutan, selalu ada kejutan indah yang menunggu untuk ditemukan—asal kita mau melangkah, memperhatikan, dan menghargai setiap detail yang ada di sekeliling kita.

Jangan lupa kalau kamu tahu jenis pohon ini, komen ya !